Sabtu, 03 Oktober 2015

Materi PTPS "Komposisi Sampah"

Edit Posted by with No comments
NAMA                                                : SUKMAWATI
NIM                                      : PO.71.4.221.13.2.047
PRODI                                                : D.IV
MATA KULIAH            : PTPS-B

A.    Komposisi Sampah
Komposisi sampah merupakan penggambaran dan masing-masing komponenyang terdapat pada sampah dan distribusinya. Komponen komposisi sampah adalahkomponen fisik sampah seperti sisa-sisa makanan, kertas-karton, kayu, kain-tekstil,karet-kulit, plastik, logam besi-non besi, kaca dan lain-lain (misalnya tanah, pasir, batu, keramik). Pengelompokkan sampah yang paling sering dilakukan adalah berdasarkan komposisinya, misalnya dinyatakan sebagai % berat atau % volume dankertas, kayu, karet, plastik, logam, kaca, kain, makanan dan sampah-sampah lain(Damanhuri dan Padmi, 2010).Menurut Tchobanoglouset al. (1993), komposisi sampah dapat dibagi dalam duagolongan, yaitu:
1.      Komposisi Fisik Sampah
Secara fisik terdiri dari sampah basah (garbage), sampah halaman, taman, kertas,kardus, kain, karet, plastik, kulit, kayu, kaca, logam, debu, dan lain-lain. Informasimengenai komposisi fisik sampah diperlukan untuk memilih dan menentukan cara pengoperasian setiap peralatan serta fasilitas-fasilitas lainnya, memperkirakankelayakan pemanfaatan kembali sumber daya dan energi dari sampah, serta sebagai perencanaan fasilitas pembuangan akhir.

2.      Komposisi kimia sampah
Umumnya komposisi kimia sampah terdiri dari unsur Karbon, Hidrogen,Oksigen, Nitrogen, Sulfur, Fosfor, serta unsur lainnya yang terdapat dalam protein, karbohidrat, dan lemak. Untuk mengetahui komposisi kimia sampah, perlu dilakukan analisa kandungan kimia sampah di laboratorium. Unsur-unsur kimia yang diselidiki tergantung dari alternatif cara pengolahan sampah yang akan dievaluasi. Komposisi sampah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu (Damanhuri dan Padmi, 2010) :

a.       Cuaca: di daerah yang kandungan airnya tinggi, kelembaban sampah juga akancukup tinggi.
b.      Frekuensi pengumpulan: semakin sering sampah dikumpulkan maka semakintinggi tumpukan sampah terbentuk. Tetapi sampah organik akan berkurang karenamembusuk, dan yang akan terus bertambah adalah kertas dan dan sampah keringlainnya yang sulit terdegradasi.
c.       Musim: jenis sampah akan ditentukan oleh musim buah-buahan yang sedang berlangsung.
d.      Tingkat sosial ekonomi: Daerah ekonomi tinggi pada umumnya menghasilkansampah yang terdiri atas bahan kaleng, kertas, dan sebagainya.
e.       Pendapatan per kapita: masyarakat dari tingkat ekonomi rendah akanmenghasilkan total sampah yang lebih sedikit dan homogen dibanding tingkatekonomi lebih tinggi.
f.       Kemasan produk: kemasan produk bahan kebutuhan sehari.

B.     Pengelolaan Sampah Medis
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang disebut sebagai sampah medis adalah berbagai jenis buangan yang dihasilkan rumah sakit dan unit-unit pelayanan kesehatan yang dapat membahayakan dan menimbulkan gangguan kesehataan bagi manusia, yakni pasien maupun masyarakat.
Pengelolaan sampah terdiri dari  pengumpulan, pengangkutan, pemprosesan, pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat.
Praktik pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.
Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal, diantaranya tipe zat sampah, tanah yang digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area. Pengelolaan sampah medis akan memiliki penerapan pelaksanaan yang berbeda-beda antar fasilitas-fasilitas kesehatan, yang umumnya terdiri dari penimbulan, penampungan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan.
1.      Penimbunan ( Pemisahan Dan Pengurangan )
Proses pemilahan dan reduksi sampah hendaknya merupakan proses yang kontinyu yang pelaksanaannya harus mempertimbangkan : kelancaran penanganan dan penampungan sampah, pengurangan volume dengan perlakuan pemisahan limbah B3
(bahan berbahaya dan beracun seperti baterai  bekas, bekas toner, dan sebagainya),
 dan non B3 serta menghindari penggunaan bahan kimia B3, pengemasan dan pemberian label yang jelas dari berbagai jenis sampah untuk efisiensi biaya, petugas dan pembuangan.

2.      Penampungan
Penampungan sampah ini merupakan wadah yang memiliki sifat kuat, tidak mudah bocor atau berlumut, terhindar dari sobek atau pecah, mempunyai tutup dan tidak overload. Penampungan dalam pengelolaan sampah medis dilakukan perlakuan standarisasi kantong dan kontainer seperti dengan menggunakan kantong yang bermacam warna seperti telah ditetapkan dalam Permenkes RI no. 986/Men.Kes/Per/1992 dimana kantong berwarna kuning dengan lambang biohazard untuk sampah infeksius, kantong berwarna ungu dengan simbol citotoksik untuk limbah citotoksik, kantong berwarna merah dengan simbol radioaktif untuk limbah radioaktif dan kantong berwarna hitam dengan tulisan “domestik”.
3.      Pengangkutan
Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan intenal dan eksternal. Pengangkutan internal berawal dari titik penampungan awal ke tempat pembuangan atau ke incinerator (pengolahan on-site). Dalam pengangkutan internal biasanya digunakan kereta dorong sebagai yang sudah diberi label, dan dibersihkan secara berkala serta petugas pelaksana dilengkapi dengan alat proteksi dan pakaian kerja khusus.
Pengangkutan eksternal yaitu pengangkutan sampah medis ketempat pembuangan di luar (off-site). Pengangkutan eksternal memerlukan prosedur pelaksanaan yang tepat dan harus dipatuhi petugas yang terlibat. Prosedur tersebut termasuk memenuhi peraturan angkutan lokal. Sampah medis diangkut dalam kontainer khusus, harus kuat dan tidak bocor.
 Beberapa diantara sampah medis sangat mahal biaya penanganannya karena berupa bahan kimia berbahaya, seperti obat-obatan yang dihasilkan oleh fasilitas-fasilitas kesehatan. Namun demikian tidak semua sampah medis berpotensi menular dan berbahaya.
Sejumlah sampah yang dihasilkan oleh fasilitas-fasilitas medis hampir serupa dengan sampah domestik atau sampah kota pada umumnya. Sementara sampah hasil proses industri biasanya tidak terlalu banyak variasinya seperti sampah domestik atau medis, tetapi kebanyakan merupakan sampah yang berbahaya secara kimia.

4.      Pengolahan dan Pembuangan
Metode yang digunakan untuk mengolah dan membuang sampah medis tergantung pada faktor-faktor khusus yang sesuai dengan institusi yang berkaitan dengan peraturan yang berlaku dan aspek lingkungan yang berpengaruh terhadap masyarakat. Teknik pengolahan sampah medis (medical waste) yang mungkin diterapkan adalah :
a.       Incinerasi
b.      Sterilisasi dengan uap panas/ autoclaving (pada kondisi uap jenuh °C) bersuhu 121°
c.       Sterilisasi dengan gas (gas yang digunakan berupa ethylene oxide atau formaldehyde)
d.      Desinfeksi zat kimia dengan proses grinding (menggunakan cairan kimia sebagai desinfektan)
e.       Inaktivasi suhu tinggi
f.       Radiasi (dengan ultraviolet atau ionisasi radiasi)
g.      Microwave treatment
h.      Grinding dan shredding (proses homogenisasi bentuk atau ukuran sampah)

i.        Pemampatan/ pemadatan, dengan tujuan untuk mengurangi volume yang terbentuk

0 komentar:

Posting Komentar